Jika Anda lapar di jalan, tidak sulit untuk menemukan jajanan sejuta umat yaitu gorengan. Siapa yang tidak tertarik dengan tampilan gorengan yang tertata rapi dan mengkilat di dalam etalase bening. Tapi, apakah Anda mengetahui sejarah gorengan? Ternyata, cemilan ini bukan berasal dari Indonesia. Tapi meskipun begitu, bagaimana perjalanan gorengan bisa memasuki Indonesia? Sebelum Anda mengetahuinya, kita akan sama-sama mengetahui alasan orang Indonesia suka gorengan. Kemudian, ketahuilah sejarah gorengan selengkapnya di sini. Ada beberapa alasan mengapa orang Indonesia suka dengan gorengan. Pertama adalah murah. Jika beruntung, dengan harga 1.000 rupiah mampu mengenyangkan perut dengan menikmati gorengan. Kalau di tempat Anda, berapa rata-rata harga gorengan di sana? Kedua, gorengan juga cocok untuk segala momen dan kalangan. Gorengan bukan lagi makanan cemilan yang terkesan “murahan”. Di tangan orang yang kreatif, aneka gorengan bisa dikreasikan sedemikian rupa hingga cocok dijadikan makanan saat acara formal. Dengan begitu, gorengan bisa disantap oleh semua kalangan tanpa memandang status sosial. Alasan yang ketiga adalah gorengan adalah cemilan yang mampu mengenyangkan penikmatnya. Jika dibandingkan antara nasi dan gorengan, menurut Anda mana yang cocok untuk makanan pagi? Namun bagi yang suka memasak, alasan mereka menyukai gorengan adalah bahannya dan cara membuatnya yang tergolong mudah. Apalagi dengan membuatnya di rumah, kesehatan dan kebersihan akan lebih terjamin. Jadi, Anda telah menyajikan makanan untuk keluarga yang lebih sehat. Tapi sebelum kita menyukai makanan ini, ternyata sejarah gorengan juga cukup panjang. Jika ditarik kebelakang, semua itu dimulai dari dari negara tirai bambu. Penasaran? Sejarah gorengan yang diawali dengan awal mula penemuan teknik menggoreng. Negara Tiongkok menjadi negara awal yang menciptakan dua teknik menggoreng yaitu Jian Chao dan Zha. Pakar Sinolog yang Bernama Thomas O. Hollmann adalah orang yang menemukan sejarah cara menggoreng tersebut yang dia jelaskan pada buku The Land of the Five Flavour: a Cultural History of Chinese Cuisine. Jian Chao adalah teknik menggoreng yang saat ini dikenal dengan nama stir fry. Teknik menggoreng ini hanya menggunakan minyak yang sedikit. Dalam Indonesia, teknik menggoreng itu disebut dengan Tumis. Teknik Jian Chao membuat bentuk penggorengan dari besi menjadi yang paling dicari. Perkembangan ini diketahui sejak abad ke-3. Bentuk wajan awalnya adalah berbentuk cekung ke dalam yang bernamaa Pot (guo) berbahasa Kanton. Dari pelafalan inilah yang kemudian disederhanakan dalam Bahasa Barat menjadi “Wok” Sebaliknya, Zha adalah cara menggoreng yang membutuhkan minyak dan tempat penggorengan yang besar. Tujuannya yaitu agar bahan gorengannya bisa tercelup semuanya. Teknik menggoreng ini membutuhkan minyak yang panas sebelum olahan makanan tersebut masuk ke dalam penggorengan. Inilah yang menjadi cikal bakal sejarah gorengan yang ada di Indonesia. Akan tetapi, teknik ini tidak serta merta langsung diterapkan oleh orang Indonesia pada saat itu. Sebelum masuknya teknik penggorengan, Indonesia biasanya hanya mengolah makanan dengan cara direbus, dikukus, diasap hingga diasinkan. Teknik-teknik pengolahan makanan tersebut juga tidak lepas dari kondisi yang terjadi pada saat itu. Di waktu yang sama, produksi kelapa sawit di Indonesia tidak sebesar saat ini. Penemuan teknik memasak dengan menggoreng terlacak pada buku Serat Centhini karya para Penulis keraton yang dipimpin oleh Sultan Pakubuwono V. Buku ini telah selesai ditulis pada tahun 1814. Dalam buku tersebut tertulis bahwa pada acara pernikahan, daging telah diolah dengan berbaga cara seperti dibakar, ditusuk, direbus, dikukus hingga digoreng. Adanya teknik menggoreng di tahun tersebut menjadikan permintaan kelapa sawit menjadi minyak gorengan merangkak naik. Pada abad ke-20, minyak kelapa adalah salah satu hasil budidaya utama dari kelapa sawit. Semakin tingginya produksi minyak kelapa membuatnya menjadi komoditas perdagangan terbesar hingga saat ini. Melimpahnya komoditas minyak kelapa menjadikan para pedagang gorengan tak lagi resah dengan ketersediaan minyak kelapa di Indonesia. Itulah yang menjadikan pedagang gorengan semakin banyak. Apalagi kreasi memasak cemilan ini kini tengah menjadi bagian dari sejarah gorengan di Indonesia. Kini kita bisa menemukan gorengan yang berbahan dasar beberapa buah dan sayuran hijau seperti pisang, sukun, cempedak hingga daun singkong. Sejarah gorengan bisa Anda ciptakan sendiri di rumah. Siapkan perabotan dan peralatan yang bersih saat membuat gorengan di rumah. Salah satunya adalah menyiapkan tisu dapur di dekat Anda saat menggoreng. Tisu ini berguna untuk berbagai hal seperti membersihkan noda minyak setelah membuat gorengan. Selain itu, Anda bisa menggunakannya untuk menyerap sisa minyak di gorengan. See U dan Plenty adalah merk tisu yang bisa bantu Anda menciptakan sejarah di rumah. Dengan pengalaman membersihkan noda minyak yang lebih baik menggunakan tisu dapur dari kedua merk tersebut. Klik link di sini untuk menciptakan sejarah gorengan di rumah Bersama See U dan Plenty Referensi: https://historia.id/kultur/articles/awal-mula-orang-nusantara-mengenal-gorengan-Pdlg0/page/3Kenapa Orang Indonesia Menyukai Gorengan?
Sejarah Gorengan
Ciptakan Sejarah Gorengan Sendiri dengan Tisu Dapur
Rate this article :
PT Suparma, Tbk is a leading paper manufacturer company which focused in providing reliable and high quality paper.
© 2025 PT Suparma, Tbk. All Rights Reserved. | Privacy Policy | Site Map | Disclaimer